Kebebasan Psikologis, Menentukan Tumbuhnya Kreativitas Anak

Masa dini anak pada usia prasekolah adalah tahun-tahun paling efektif dalam kehidupan manusia untuk pengembangan kreativitas. Potensi anak seusia itu berada pada masa yang amat penting untuk dirangsang perkembangannya. Untuk mendukung tumbuhnya kreativitas, perlu diciptakan suasana yang menjamin terpeliharanya kebebasan psikologis.
Kebebasan psikologis itu dapat dipelihara dan diciptakan dengan membangun suasanan bermain yang dapat melatih dan memberikan kesempatan pada anak untuk menampilkan gagasan-gagasan baru secara lancar dan orisinal.
Anak usia prasekolah memiliki kreativitas alamiah yang tampak dari perilaku mereka yang sering bertanya, senang menjajaki lingkungan, tertarik untuk mencoba segala sesuatu, dan memiliki daya khayal yang tinggi. Potensi kreativitas itu menurut sebagian ahli mulai meningkat pada usia tiga tahun dan mencapai puncaknya pada usia 4,5 tahun. Kemudian, potensi itu akan segera menurun pada saat anak meninggalkan masa prasekolah dan mulai memasuki sekolah dasar.
Oleh karena itu, upaya perangsangan kreativitas pada usia prasekolah sangat penting artinya. Setelah melewati masa kritis, perangsangan berbagai aspek perkembangan dan kreativitas akan lebih sulit. Bahkan, sesudah anak memasuki pendidikan formal, potensi berpikir kreatif akan cenderung terhambat karena umumnya pendidikan formal kurang memberikan tempat bagi anak-anak kreatif.
Kreativitas anak usia prasekolah tak bisa dilepaskan dari faktor bermain. Kehidupan bermain adalah kehidupan anak-anak, dan melalui bermain mereka meniru aktivitas yang dilakukan orang dewasa. Bermain adalah awal dari timbulnya kreativitas. Bermain memberikan kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan dorongan-dorongan kreatifnya, juga kesempatan untuk merasakan obyek-obyek dan tantangan untuk menemukan sesuatu dengan cara-cara baru.
Dengan demikian, suasana bermain memungkinkan individu berpikir dan bertindak imajinatif dan penuh daya khayal. Itu memungkinkan anak menguasai keterampilan-keterampilan motorik dan mengenali nilai-nilai sosial yang dianut oleh lingkungannya. Oleh karena itu, kreativitas anak usia prasekolah dapat ditingkatkan dengan mengembangkan berbagai kegiatan dan suasana bermain.
Orangtua dan guru dapat berperan aktif menciptakan suasana bermain melalui sikap menghargai dan menghormati keberadaan anak sebagai individu, menerima anak sebagaimana adanya, memberikan kebebasan kepada anak, dan menjauhi sikap otoriter dalam memupuk bakat dan minat anak untuk berprestasi dan berkreasi secara aktual.
Dalam praktiknya, sering terjadi pemasungan kreativitas tanpa sengaja yang muncul dalam perilaku orangtua yang cenderung otoriter, yang tidak pernah mengadakan diskusi untuk pemecahan masalah keluarga, yang mengambil jalan pintas, dan menganggap diri selalu lebih tahu.
Padahal sikap pemasungan kreativitas menyebabkan terjadinya kemunduran terhadap perkembangan anak. Bahkan akan menimbulkan kematian daya imajinasi anak yang akhirnya hanya akan menumbuhkan “robot-robot” kecil dalam masyarakat. Yaitu anak-anak yang hanya akan mematuhi perintah dan tergantung pada keputusan orang dewasa untuk melakukan segala hal.
Namun jika berlebihan dalam memberi kebebasan pada anak akan menjadikan anak bertingkah semaunya. Oleh karena itu, orang tua berperan penting dalm mengatur anak, tapi tidak boleh terlalu ikut campur dalam kaitannya dengan kreativitas anak, apalagi sampai membatasi daya imajinasi anak. Memberi kebebasan pada anak bukan berarti tanpa bimbingan dari orang tua. Hal ini dimaksudkan agar anak berkreativitas, namun tidak melanggar aturan-aturan yang berlaku.

Tinggalkan komentar